Kamis, 24 Maret 2016

Analisis Novel Laskar Pelangi Menggunakan Pendekatan Mimetik

BAB II

Pembahasan

  1. Sinopsis
Cerita dari sebuah daerah di Belitung, yakni di SD Muhammadiyah. Saat itu menjadi saat yang menegangkan bagi anak-anak yang ingin bersekolah di SD Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah akan ditutup jika murid yang bersekolah tidak genap menjadi 10. Mereka semua sangat cemas. SD Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung, sehingga jika ditutup juga akan kasihan pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka. Di sinilah anak-anak yang kurang beruntung dari segi materi ini berada.
Saat semua tengah gelisah datanglah Harun, seorang yang keterbelakangan mental. Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah serta menyelmatkan berdirinya SD Muhammadiyah tersebut. Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.
Semua kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan kesepuluh anak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Bu Mus yang meupakan guru terbaik yang mereka milikilah yang telah memberikan nama tersebut untuk mereka. Karena bu Mus tahu mereka semua sangat menyukai pelangi. Saat susah maupun senang mereka lalui dalam kelas yang menurut cerita pada malam harinya kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD Muhammadiyah itulah Ikal dan kawan-kawannya memiliki segudang kenangan yang menarik.
Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Awalnya Ikal disuruholeh Bu Mus untuk membeli kapur di tokoh milik keluarga A Ling. Ia jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta padanya.  Namun, pertemuan mereka harus di akhiri lantaran A Ling pindah untuk menemani bibinya yang sendiri.
Kejadian tentang Mahar yang akhirnya mnemukan ide untuk perlombaan semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk menari dalam acara tersebut. Mereka para laskar pelangi menari sperti orang kesetanan, hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal. Alhasil mereka pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenagkan perlombaan tersebut.
Namun, pada uatu ketika datanglah Flo, seorang anak yang kaya pindahan ari SD PN, ia masuk dalam kehidupan laskar pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan anak tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan jelek sehingga membuat bu Mus marah dan kecewa.
Hari-hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun tangis. Namun di balik semua kecerian mereka, ada seorang murid yang benama Lintang yakni anggota laskar pelangi yang perjuangannnya terhadap pendidikan perlu di acungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km untuk pulang dan pergi dari rumahnya ke sekolah hanya untuk agar ia bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat perjalanan menuju sekolahnya ia harus melewati sebuah danau yang terdapat buaya di dalamnya. Lintang merupakan murid yang sangat cerdas. Terbukti saat ia, Ikal, dan juga Sahara tengah berada pada sebuah perlombaan cerdas cermat. Ikal dapat menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal,  dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan lomba cerdas cermat.
Namun sayang, semua kisah indah laskar pelangi harus diakhiri dengan perpisahan seorang Lintang yang sangat jenius tersebut. Lintang dan kawan-kawan membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian. Beberapa hari kemudian, setelah perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirnya mereka kawan-kawan Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang isinya, Lintang tidak dapat melnjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya meninggal dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar pelangi.
Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan yang diperlihatkan dan diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman-teman lainnya menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.





  1. Kajian Novel
Mimpi adalah sebuah harapan yang harus menjadi nyata dan harus diwujudkan dengan penuh perjuangan. Rintangan apapun yang menghadang harus bisa diatasi dan dilewati dengan penuh kesabaran dan ketawakalan. Keterbatasan juga tak akan bisa menghentikan mimpi apabila usaha dan kerja keras ada dalam diri kita.
Ini pun dialami Ikal dan teman-temannya yang berusaha mewujudkan mimpi besarnya dibalik keterbatasan yang terus melanda mereka. Sekolah mereka jadikan tempat memulai untuk mewujudkan mimpi mereka. Sekolah yang penuh dengan keterbatasan dan bangunannya yang tidak sebagus sekolah-sekolah pada umumnya. Bagunannya hampir roboh. Namun mimpi murid-murid sekolah tersebut tak terbatas dan tak akan roboh seperti sekolah mereka.
Kerja keras dalam meraih mimpi mereka terus dipupuk, walau rintangan selalu jadi penghalang bagi mereka untuk terus meraih mimpi tersebut. Tidak ada yang mampu menghentikan mimpi mereka termasuk seekor buaya rawa yang melintas ketika berangkat menuju sekolah.
Laskar pelangi merupakan sebuah cerita yang menceritakan tentang sepuluh orang anak Bilitung yang berusaha mewujudkan mimpi-mimpi mereka ditengah keterbatasan dan kekurangan yang ada, baik itu dari segi biaya, murid-muridnya, bahkan sekolah yang hampir roboh. Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi mereka untuk memulai mewujudkan mimpi mereka. Walau awalnya mimpi mereka hampir tidak akan terlaksana karena sekolah yang penuh kesederhanaan itu akan ditutup jika muridnya kurang dari 10 orang, namun akhirnya mereka mampu tersenyum ketika secercah harapan itu hadir lewat anak terbelakang mental.
Dalam isi cerita penulis memang menceritakan kejadian yang sesungguhnya terjadi di masyarakat Belitung. Kehidupan yang penuh kemiskinan, anak-anak yang sangat kesulitan untuk bersekolah, dan sekolah yang benar-benar tidak layak untuk di tempati. Bahkan adapun yang mengatakan bahwa cerita laskar pelangi merupakan cerita nyata dari sang penulis.
Namun tak hanya dalam novel laskar pelangi saja kejadian yang memilukan ini terjadi. Ternyata kajadian memilukan seperti dalam novel pun banyak terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ya... bukan hanya di Bilitung saja keterbatasan gedung sekolah dan mimpi anak-anak Indonesia penuh dengan keterbatasan, namun ternyata banyak di daerah-daerah pelosok bahkan di daerah Ibukota mengalami hal serupa.
Anak-anak mendapatkan pendidikan seadanya, gedung sekolah yang mereka tempati sudah tidak layak dihuni, atap sekolah yang seharusnya menjadi pelindung mereka dari kehujanan dan kepanasan tidak mampu memenuhi fungsinya secara optimal, hanya terdapat beberapa guru saja dalam sekolah, baju seragam juga tidak dipunyai oleh mereka. Atap sekolah yang sering bocor saat kehujanan, kepanasan saat cuaca terik menyerang, dan kadang sekolah goyang karena tertiup angin, menjadi kegiatan yang juga tak terlepas dari mereka. Namun semangat mereka untuk tetap bersekolah menjadikan hal semacam itu tidak menjadi halangan untuk mereka. Seperti halnya para laskar pelangi, sekolah mereka yang memiliki keterbatasan itu menjadi tempat mereka mendapat ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi mereka.
Salah satu sekolah yang mungkin hampir sama dengan yang terjadi dalam novel Laskar Pelangi adalah sekolah Madrasah Aliyah “Sehati” yang terletak di daerah Ling, Bontopuasa, Kel. Adatongeng, Kec. Tulikale, Sulawesi Selatan dimana kondisi sekolah tersebut tak jauh lebih baik dari kandang sapi (tak layak huni). Bangunan sekolah ini memiliki bangunan yang semi permanen dengan dinding udara yang tak sedap dilihat mata (sumber : Aingindra.com).
Beda lagi di SDN Batakan 3 Pulau Ubi, Kalimantan yang memiliki bangunan sekolah yang tidak layak ditempati. Muridnya pun hanya terdiri dari 13 orang saja dari kelas 1 sampai kelas 6, dari jumlah itu terkadang ada beberapa murid yang tidak masuk di karenakan harus membantu orang tuanya. sarana dan prasarananya pun sangat mengenaskan. Bukan hanya itu saja, akses jalan menuju SDN Batakan 3 juga sangat jauh dari kota. Jalan tanah yang tidak bisa dilalui sepeda motor saat hujan serta jembatan dan titian batang pohon yang sebagian rusak pun menjadi kendala untuk sampai di sekolah. Namun Sama halnya dengan tokoh-tokoh dalam novel Laskar Pelangi, murid-murid di SDN Batakan 3 Kalimantan juga memiliki anak murid yang tidak pernah menyerah untuk mewujudkan cita-cita besar mereka. (sumber : kaskus.co.id).
Mungkin masih banyak sekolah-sekolah seperti sekolah dalam novel laskar pelangi lainnya di Indonesia. Sekolah yang tak layak huni untuk di tempati. bahkan mungkin lebih parah dari sekolah laskar pelangi.
Ada pula hal yang membuat hati miris lainnya selain gedung sekolah yang tak layak huni antara lain adalah kondisi ketika berangkat menuju sekolah. Apabila dalam Novel Laskar Pelangi salah satu tokohnya yang bernama Lintang, yang harus melewati danau yang terdapat buaya dan apabila hendak berangkat sekolah selalu melintas di depannya serta jarak rumah yang jauh dari sekolah yaitu sekitar 80 KM. Dalam dunia nyata pun masih ada yang berjuang untuk sampai di sekolah sampai harus mempertaruhkan nyawa mereka dengan sebuah pengorbanan demi bisa bersekolah.
Masih ingatkah, beberapa waktu silam ada siaran berita tentang bagaimana perjuangan seorang anak Sekolah Dasar yang berjuang melewati jembatan putus untuk sampai di sekolah?, betapa mirisnya melihat tayangan tersebut. Siswa sekolah dasar harus menyeberangi jembatan yang rusak untuk dapat sampai di sekolah mereka. Sama halnya seperti tokoh Lintar dalam novel Laskar Pelangi, anak-anak sekolah dasar ini juga memiliki perjuangan yang sangat berat untuk bisa sampai ke sekolah mereka. Coba kita bayangkan apabila anak-anak tersebut tergelincir dan terjatuh ke bawah aliran sungai yang airnya deras? Mungkin tak terbayangkan bagaimana nasib anak tersebut. Adapula yang berjuang dengan melewati arus sungai yang deras untuk bisa sampai di sekolah mereka. Dan adapula yang berjalan beberapa kilometer untuk dapat sampai di sekolah mereka. Mungkin konteks dalam cerita dan kejadian nyata berbeda. Namun dari kedua cerita memiliki tujuan yang sama yaitu mereka berjuang untuk berusaha melewati rintangan demi rintangan agar sampai di tempat tujuan mereka yaitu sekolah tercinta. Miris rasanya melihat perjuangan dan pengorbanan tinggi mereka. Mereka yang gigih menghadapi semua rintangan demi bisa mendapat sebuah pendidikan yang dapat dijadikan acuan untuk bisa menggapai mimpi-mimpi mereka. Perjuangan dan pengorbanan untuk dapat bersekolah juga menjadi salah satu usaha agar kelak cita-cita dan impian dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Murid-murid di Laskar Pelangi dan seluruh murid-murid sekolah lainnya memiliki sebuah mimpi yang ingin mereka wujudkan. Walau rintangan dan halangan sering kali mereka hadapi, namun tekat dan perjuangan mereka untuk tetap bisa bersekolah walau rasanya amat berat dan susah patut diberikan apresiasi.
Setelah melakukan analisis mimetik Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, dapat disimpulkan bahwa masih banyak anak-anak sekolah yang mengalami kesulitan untuk dapat bersekolah di tempat yang layak dan memperoleh akses jalan yang layak pula untuk bisa sampai di sekolah mereka. Namun dengan keterbatasan yang mereka miliki, tak menjadikan mereka menyerah dengan keadaan mereka dan mereka tetap bersemangat dan gigih untuk tetap bisa bersekolah hal itu selalu terpampang dalam dada mereka. Walau halangan dan rintangan meliputi perjalanan yang dilalui, tapi harus tetap dihadapi dengan senang hati niscaya  hasil yang didapatkan akan memuaskan. Karena kesuksesan akan muncul apabila kita mau berusaha dan berjuang demi meraih impian. Itulah yang selalu ada dalam diri anak-anak laskar pelangi maupun anak-anak lainnya yang mengalami hal yang sama dengan anak laskar pelangi. Karena seorang yang hebat itu bukan dimana ia bermimpi, tapi bagaimana cara orang itu mewujudkan impiannya.







 



Daftar Pustaka


Hirata,Andrea.2005.Laskar Pelangi.Yogyakarta: Bentang Pustaka.