BAB II
Pembahasan
- Sinopsis
Cerita dari sebuah daerah di Belitung, yakni di SD
Muhammadiyah. Saat itu menjadi saat yang menegangkan bagi anak-anak yang ingin
bersekolah di SD Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A
Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah
akan ditutup jika murid yang bersekolah tidak genap menjadi 10. Mereka semua
sangat cemas. SD Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung, sehingga jika
ditutup juga akan kasihan pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan
anak-anak mereka. Di sinilah anak-anak yang kurang beruntung dari segi materi
ini berada.
Saat semua tengah gelisah datanglah Harun, seorang
yang keterbelakangan mental. Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah
serta menyelmatkan berdirinya SD Muhammadiyah tersebut. Dari sanalah dimulai
cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak
Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah
cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian
bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh
Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama
Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi
dari rumahnya ke sekolah.
Semua kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan
kesepuluh anak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Bu Mus
yang meupakan guru terbaik yang mereka milikilah yang telah memberikan nama
tersebut untuk mereka. Karena bu Mus tahu mereka semua sangat menyukai pelangi.
Saat susah maupun senang mereka lalui dalam kelas yang menurut cerita pada
malam harinya kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD
Muhammadiyah itulah Ikal dan kawan-kawannya memiliki segudang kenangan yang
menarik.
Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A
Ling. Awalnya Ikal disuruholeh Bu Mus untuk membeli kapur di tokoh milik
keluarga A Ling. Ia jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah
menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang indah
tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta padanya. Namun, pertemuan mereka harus di akhiri
lantaran A Ling pindah untuk menemani bibinya yang sendiri.
Kejadian tentang Mahar yang akhirnya mnemukan ide
untuk perlombaan semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk menari
dalam acara tersebut. Mereka para laskar pelangi menari sperti orang kesetanan,
hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan
hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal.
Alhasil mereka pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat
semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenagkan perlombaan tersebut.
Namun, pada uatu ketika datanglah Flo, seorang anak
yang kaya pindahan ari SD PN, ia masuk dalam kehidupan laskar pelangi. Sejak
kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi
teman-temannya terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan
anak tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan jelek sehingga membuat bu Mus
marah dan kecewa.
Hari-hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan
tawa maupun tangis. Namun di balik semua kecerian mereka, ada seorang murid
yang benama Lintang yakni anggota laskar pelangi yang perjuangannnya terhadap
pendidikan perlu di acungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km untuk pulang
dan pergi dari rumahnya ke sekolah hanya untuk agar ia bisa belajar. Ia tidak
pernah mengeluh meski saat perjalanan menuju sekolahnya ia harus melewati
sebuah danau yang terdapat buaya di dalamnya. Lintang merupakan murid yang
sangat cerdas. Terbukti saat ia, Ikal, dan juga Sahara tengah berada pada
sebuah perlombaan cerdas cermat. Ikal dapat menantang dan mengalahkan Drs.
Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan
lomba cerdas cermat.
Namun sayang, semua kisah indah laskar pelangi harus
diakhiri dengan perpisahan seorang Lintang yang sangat jenius tersebut. Lintang
dan kawan-kawan membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang
akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja
keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian. Beberapa hari kemudian, setelah
perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirnya mereka kawan-kawan
Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang isinya, Lintang
tidak dapat melnjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya meninggal dunia. Tentu
saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar
pelangi.
Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak
dewasa, mereka semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap
cerita di SD Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan yang
diperlihatkan dan diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus
mereka wujudkan. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan
teman-teman lainnya menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.
- Kajian
Novel
Mimpi adalah sebuah harapan yang harus menjadi nyata
dan harus diwujudkan dengan penuh perjuangan. Rintangan apapun yang menghadang
harus bisa diatasi dan dilewati dengan penuh kesabaran dan ketawakalan.
Keterbatasan juga tak akan bisa menghentikan mimpi apabila usaha dan kerja
keras ada dalam diri kita.
Ini pun dialami Ikal dan teman-temannya yang
berusaha mewujudkan mimpi besarnya dibalik keterbatasan yang terus melanda
mereka. Sekolah mereka jadikan tempat memulai untuk mewujudkan mimpi mereka.
Sekolah yang penuh dengan keterbatasan dan bangunannya yang tidak sebagus
sekolah-sekolah pada umumnya. Bagunannya hampir roboh. Namun mimpi murid-murid
sekolah tersebut tak terbatas dan tak akan roboh seperti sekolah mereka.
Kerja keras dalam meraih mimpi mereka terus dipupuk,
walau rintangan selalu jadi penghalang bagi mereka untuk terus meraih mimpi
tersebut. Tidak ada yang mampu menghentikan mimpi mereka termasuk seekor buaya
rawa yang melintas ketika berangkat menuju sekolah.
Laskar pelangi merupakan sebuah cerita yang
menceritakan tentang sepuluh orang anak Bilitung yang berusaha mewujudkan
mimpi-mimpi mereka ditengah keterbatasan dan kekurangan yang ada, baik itu dari
segi biaya, murid-muridnya, bahkan sekolah yang hampir roboh. Namun hal itu
tidak menjadi halangan bagi mereka untuk memulai mewujudkan mimpi mereka. Walau
awalnya mimpi mereka hampir tidak akan terlaksana karena sekolah yang penuh
kesederhanaan itu akan ditutup jika muridnya kurang dari 10 orang, namun
akhirnya mereka mampu tersenyum ketika secercah harapan itu hadir lewat anak
terbelakang mental.
Dalam isi cerita penulis memang menceritakan
kejadian yang sesungguhnya terjadi di masyarakat Belitung. Kehidupan yang penuh
kemiskinan, anak-anak yang sangat kesulitan untuk bersekolah, dan sekolah yang
benar-benar tidak layak untuk di tempati. Bahkan adapun yang mengatakan bahwa
cerita laskar pelangi merupakan cerita nyata dari sang penulis.
Namun tak hanya dalam novel laskar pelangi saja
kejadian yang memilukan ini terjadi. Ternyata kajadian memilukan seperti dalam
novel pun banyak terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ya... bukan hanya
di Bilitung saja keterbatasan gedung sekolah dan mimpi anak-anak Indonesia
penuh dengan keterbatasan, namun ternyata banyak di daerah-daerah pelosok
bahkan di daerah Ibukota mengalami hal serupa.
Anak-anak mendapatkan pendidikan seadanya, gedung
sekolah yang mereka tempati sudah tidak layak dihuni, atap sekolah yang
seharusnya menjadi pelindung mereka dari kehujanan dan kepanasan tidak mampu
memenuhi fungsinya secara optimal, hanya terdapat beberapa guru saja dalam
sekolah, baju seragam juga tidak dipunyai oleh mereka. Atap sekolah yang sering
bocor saat kehujanan, kepanasan saat cuaca terik menyerang, dan kadang sekolah
goyang karena tertiup angin, menjadi kegiatan yang juga tak terlepas dari mereka.
Namun semangat mereka untuk tetap bersekolah menjadikan hal semacam itu tidak
menjadi halangan untuk mereka. Seperti halnya para laskar pelangi, sekolah
mereka yang memiliki keterbatasan itu menjadi tempat mereka mendapat ilmu yang
bermanfaat dan berguna bagi mereka.
Salah satu sekolah yang mungkin hampir sama dengan
yang terjadi dalam novel Laskar Pelangi adalah sekolah Madrasah Aliyah “Sehati”
yang terletak di daerah Ling, Bontopuasa, Kel. Adatongeng, Kec. Tulikale,
Sulawesi Selatan dimana kondisi sekolah tersebut tak jauh lebih baik dari
kandang sapi (tak layak huni). Bangunan sekolah ini memiliki bangunan yang semi
permanen dengan dinding udara yang tak sedap dilihat mata (sumber :
Aingindra.com).
Beda lagi di SDN Batakan 3 Pulau Ubi, Kalimantan
yang memiliki bangunan sekolah yang tidak layak ditempati. Muridnya pun hanya
terdiri dari 13 orang saja dari kelas 1 sampai kelas 6, dari jumlah itu
terkadang ada beberapa murid yang tidak masuk di karenakan harus membantu orang
tuanya. sarana dan prasarananya pun sangat mengenaskan. Bukan hanya itu saja,
akses jalan menuju SDN Batakan 3 juga sangat jauh dari kota. Jalan tanah yang
tidak bisa dilalui sepeda motor saat hujan serta jembatan dan titian batang
pohon yang sebagian rusak pun menjadi kendala untuk sampai di sekolah. Namun
Sama halnya dengan tokoh-tokoh dalam novel Laskar Pelangi, murid-murid di SDN
Batakan 3 Kalimantan juga memiliki anak murid yang tidak pernah menyerah untuk
mewujudkan cita-cita besar mereka. (sumber : kaskus.co.id).
Mungkin masih banyak sekolah-sekolah seperti sekolah
dalam novel laskar pelangi lainnya di Indonesia. Sekolah yang tak layak huni
untuk di tempati. bahkan mungkin lebih parah dari sekolah laskar pelangi.
Ada pula hal yang membuat hati miris lainnya selain
gedung sekolah yang tak layak huni antara lain adalah kondisi ketika berangkat
menuju sekolah. Apabila dalam Novel Laskar Pelangi salah satu tokohnya yang
bernama Lintang, yang harus melewati danau yang terdapat buaya dan apabila
hendak berangkat sekolah selalu melintas di depannya serta jarak rumah yang
jauh dari sekolah yaitu sekitar 80 KM. Dalam dunia nyata pun masih ada yang
berjuang untuk sampai di sekolah sampai harus mempertaruhkan nyawa mereka
dengan sebuah pengorbanan demi bisa bersekolah.
Masih ingatkah, beberapa waktu silam ada siaran
berita tentang bagaimana perjuangan seorang anak Sekolah Dasar yang berjuang
melewati jembatan putus untuk sampai di sekolah?, betapa mirisnya melihat
tayangan tersebut. Siswa sekolah dasar harus menyeberangi jembatan yang rusak
untuk dapat sampai di sekolah mereka. Sama halnya seperti tokoh Lintar dalam
novel Laskar Pelangi, anak-anak sekolah dasar ini juga memiliki perjuangan yang
sangat berat untuk bisa sampai ke sekolah mereka. Coba kita bayangkan apabila
anak-anak tersebut tergelincir dan terjatuh ke bawah aliran sungai yang airnya
deras? Mungkin tak terbayangkan bagaimana nasib anak tersebut. Adapula yang
berjuang dengan melewati arus sungai yang deras untuk bisa sampai di sekolah
mereka. Dan adapula yang berjalan beberapa kilometer untuk dapat sampai di
sekolah mereka. Mungkin konteks dalam cerita dan kejadian nyata berbeda. Namun
dari kedua cerita memiliki tujuan yang sama yaitu mereka berjuang untuk
berusaha melewati rintangan demi rintangan agar sampai di tempat tujuan mereka
yaitu sekolah tercinta. Miris rasanya melihat perjuangan dan pengorbanan tinggi
mereka. Mereka yang gigih menghadapi semua rintangan demi bisa mendapat sebuah
pendidikan yang dapat dijadikan acuan untuk bisa menggapai mimpi-mimpi mereka.
Perjuangan dan pengorbanan untuk dapat bersekolah juga menjadi salah satu usaha
agar kelak cita-cita dan impian dapat terlaksana sesuai dengan harapan.
Murid-murid di Laskar Pelangi dan seluruh murid-murid sekolah lainnya memiliki
sebuah mimpi yang ingin mereka wujudkan. Walau rintangan dan halangan sering
kali mereka hadapi, namun tekat dan perjuangan mereka untuk tetap bisa
bersekolah walau rasanya amat berat dan susah patut diberikan apresiasi.
Setelah melakukan analisis mimetik Novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata, dapat disimpulkan bahwa masih banyak anak-anak
sekolah yang mengalami kesulitan untuk dapat bersekolah di tempat yang layak
dan memperoleh akses jalan yang layak pula untuk bisa sampai di sekolah mereka.
Namun dengan keterbatasan yang mereka miliki, tak menjadikan mereka menyerah
dengan keadaan mereka dan mereka tetap bersemangat dan gigih untuk tetap bisa
bersekolah hal itu selalu terpampang dalam dada mereka. Walau halangan dan
rintangan meliputi perjalanan yang dilalui, tapi harus tetap dihadapi dengan
senang hati niscaya hasil yang
didapatkan akan memuaskan. Karena kesuksesan akan muncul apabila kita mau
berusaha dan berjuang demi meraih impian. Itulah yang selalu ada dalam diri
anak-anak laskar pelangi maupun anak-anak lainnya yang mengalami hal yang sama
dengan anak laskar pelangi. Karena seorang yang hebat itu bukan dimana ia
bermimpi, tapi bagaimana cara orang itu mewujudkan impiannya.
Daftar Pustaka
Hirata,Andrea.2005.Laskar
Pelangi.Yogyakarta: Bentang Pustaka.